24 Januari 2012. Dengan membayar 7 bath saja, bus 53 membawaku menuju kawasan yang sering disebut Ratanakosin atau bisa disebut kota tua Bangkok dan Ratchadamnoen Avenue adalah jalanan yang terkenal dimana disekitaran avenue tersebut terdapat bangunan-bangunan bersejarah. Di sini saya ingin menghabiskan waktu dengan mengunjungi Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun yang juga sering disebut The Temple of Dawn.
Matahari mulai meninggi. Keramaian mulai terasa. Terlihat mereka para wisatawan berseliweran disepanjang jalan. Saya memilih turun dipersimpangan jalan antara Wat Pho dan Tha Tien Pier (semacam pelabuhan kecil) yang nantinya saya akan menggunakan perahu menuju Wat Arun. Namun, tujuan pertama saya kali ini adalah Grand Palace.
Rifki in Grand Palace |
Panasnya udara Bangkok tak menyurutkan niat saya untuk tetap memamnggul backpack kecil dan melangkahkan kaki menuju Grand Palace. Awalnya saya kebingungan mencari dimana pintu masuk Grand Palace. Namun akhirnya saya menemukannya juga tepat diseberang Cafe AU BON PAIN. Meskipun terbilang masih jam 9 pagi, antusias pengunjung untuk datang dan menikmati Grand Palace sangatlah banyak. Bahkan antrian di loket sempat mengular.
Grand Palace buka setiap Hari 08:30 – 15:30. Lokasinya di Na Phra Lan Road, Old City (Rattanakosin). Harga tiket 400 bath. Tiket jangan dibuang, karena tiket ini sudah termasuk tiket masuk untuk
Vimanmek Palace dan Abhisek Dusit Throne Hall. Menurut saya tiketnya harganya cukup mahal, namun keidahan yang ditawarkan Grand Palace sungguhlah diluar 400 bath. Sangatlah indah.
Tidak diragukan lagi bahwa The Grand Palace adalah tempat yang memiliki pemandangan
terbaik di Bangkok City. Dibangun pada tahun 1782 – dan selama 150 tahun
merupakan rumah dari Raja Thailand, pengadilan Royal dan kantor
administrasi pemerintahan – Grand Palace Bangkok adalah bangunan yang
besar dan anggun, yang terus memukau para pengunjung dengan arsitektur
yang indah dan detailnya yang rumit, yang semuanya memberikan rasa
hormat dan bangga akan kreativitas dan keahlian dari orang Thailand.
Hingga hari ini, kompleks Grand Palace ini tetap menjadi pusat spiritual
dari Kerajaan Thailand.
Di Grand Palace |
Gatal rasanya saya untuk tidak berfoto-foto mengabadikan keindahan arsitekture yang ditawarkan. Dengan Pe-De nya saya harus sesekali sok kenal dan minta tolong kepada wisatawan lain yang berkunjung untuk mengambilkan foto diri saya. Maklum lah, sebagai solo traveling yang tidak punya patner jalan harus tebal muka jika ingin narsis mengabadikan sesuatu yang dianggapnya indah. Kadang saya harus menarik tempat sampah dan men-timer-kamera saya. hahaha.... kapan lagi saya kesini. yang lain, cuek sajalah. :P
Dalam kompleks istana ini berdiri beberapa bangunan yang mengesankan termasuk Wat Phra Kaew atau disebut juga Kuil Emerald Budha,
yang berisi Emerald Buddha kecil, sangat terkenal dan sangat dihormati
berasal dari abad ke-14. Raja Thailand tidak lagi tinggal di istana ini
mulai sekitar pergantian abad kedua puluh, tapi kompleks istana ini
masih digunakan untuk menandai semua jenis acara seremonial dan upacara
kenegaraan lainnya.
Kompleks istana, seperti sisa Ratanakosin Island, diletakkan sangat
mirip dengan istana Ayutthaya, bekas ibukota mulia dari Siam yang
digerebek oleh Burma. Pengadilan Luar, dekat pintu masuk, digunakan
untuk departemen pemerintah rumah di mana Raja terlibat langsung,
seperti administrasi sipil, tentara dan bendahara. Kuil Buddha Emerald
terletak di salah satu sudut pelataran luar ini. Pengadilan Tengah
adalah tempat kediaman Raja dan ruang yang digunakan untuk melakukan
bisnis negara berada. Hanya dua dari ruang tahta terbuka untuk umum,
tetapi Anda akan dapat mengagumi detail indah pada fasad struktur ini
mengesankan.
Pengadilan batin di mana selir kerajaan Raja dan putri tinggal.
Pengadilan batin itu seperti kota kecil seluruhnya dihuni oleh perempuan
dan anak laki-laki di bawah usia pubertas. Meskipun tidak ada royalti
saat ini berada di pelataran dalam, masih sepenuhnya tertutup untuk
umum. Meskipun kedekatan Grand Palace dan Wat Phra Kaew, ada kontras
yang berbeda dalam gaya antara Kuil sangat Thailand Emerald Buddha dan
desain terinspirasi lebih Eropa dari Grand Palace (atap menjadi
pengecualian utama). Menyoroti lain Boromabiman Hall dan Amarinda Hall,
kediaman asli Raja Rama I dan Hall of Justice.
Di Grand Palace |
Bagian lain di dalam gedung ini juga merupakan tempat tinggal
selir-selir Raja dan anak-anak perempuannya. Tempat ini menjadi seperti
kota kecil yang memiliki populasi para perempuan dan anak-anak yang
dalam usia puber. Walaupun Raja tidak tinggal di tempat ini, lokasi ini
tetap tertutup untuk publik. Meskipun kedekatan Grand Palace dan Wat
Phra Kaew, ada kontras yang berbeda dalam gaya antara Kuil Emerald
Buddha sangat bergaya Thailand dan desain terinspirasi lebih Eropa dari
Grand Palace (atap menjadi pengecualian utama). Menyoroti lain
Boromabiman Hall dan Amarinda Hall, kediaman asli Raja Rama I dan Hall
of Justice.
Kaki sudah terasa gempor menelusuri gedung demi gedung, ruangan demi ruangan. Grand Palace memang istana yang indah. Jika anda ingin menikmati Grand Palace. Anda harus berpakaian sopan. Aturan berpakaian yang ketat berlaku. The Grand Palace dengan Kuil
Emerald Buddha adalah situs Thailand paling suci. Pengunjung harus benar
berpakaian yang sopan sebelum diizinkan masuk ke kuil. Pria harus
memakai celana panjang dan kemeja dengan lengan (tidak ada tank top Jika
Anda memakai sandal atau sandal jepit Anda harus memakai kaus kaki
(dengan kata lain, tidak ada kaki telanjang.) Perempuan harus juga
berpakaian sederhana.. Tidak tembus pakaian , telanjang bahu, dll Jika
Anda muncul di gerbang depan berpakaian tidak benar, ada meja dekat
pintu masuk yang dapat memberikan pakaian untuk melindungi Anda dengan
benar (deposit diperlukan).
Jadi, kalau anda mau kesini jangan pakai Tank Top yah.. hehehehe..